Filled Under: , ,

KH. JUWAINI NUH & PONDOK PESANTREN AL-HIDAYAH TERTEK - KEDIRI

 


RIWAYAT KH. JUWAINI 

1. Nasab dan Kelahiran

KH. Juwaini bin Nuh , dilahirkan  pada tahun 1915 dari Nyai Habibah  dan Kyai Nuh 
Beliau ini berasal dari dusun Demang, Sidorejo, Krass, Sedan, Rembang, Jawa Tengah.
Dari Jalur sang Ayah , Beliau  merupakan cucu dari Kyai Abdurrohman bin Tuba bin Husain (/Shihhah) .
Beliau lahir sebagai anak ke-dua dari empat bersaudara Yaitu 
  1.   Zainal Arifin (Mbah matin ) 
  2.   Juwaini
  3.   Fauzan
  4.   Muslim
2. Sanad Ilmu dan Pendidikan 

Beliau menimba ilmu dan menyelesaiakan pendidikan di Pondok dan Tabarruk ke Ulama'-ulama'  antara lain :
  1. KH. Ma’shum Lasem  di Pondok Pesantren Al-Hidayat Lasem
  2. KH. Mahrus Ali  Lirboyo  di Pondok Pesantren Lirboyo.
  3. KH. Abdul  Hamid Pasuruan di Pondok Pesantren Salafiyah Pasuruan
  4. KH. Muhammad Hasyim Asy’ari  di Pondok Pesantren Tebuireng- Jombang
Keakraban beliau dengan KH. Mahrus Ali ini masih tetap terjalin ,bahkan setelah beliau wafat .KH. Mahrus masih sering berkunjung ke Tertek setelah wafatnya Yai Juwaini .

3. Keluarga dan Penerus 


KH. Juwaini  yang Aslinya dari Rembang - Jawa Tengah dan Hijrahnya Juwaini muda ini ke kawasan Pare,Kediri setelah beliau sempat bermukim di desa Jombok-Badas-Kediri .Yang merupakan tanah pemberian dari guru beliau yaitu KH. Hasyim As’ariy ( PP Tebuireng-jombang ) .

Beliau menikah pada tahun 1948 M  dengan  memperistri gadis cantik dari dusun Banaran, Tunglur, kecamatan Pare Kediri, yang bernama ‘Aisyah Binti Khanan .
Ibu nyai ‘aisyah ini putri pertama dari pasangan Mahbubah Binti KH. Hasyim , yang merupakan cucu dari KH. Hasyim bin Abdurrohim Hamdani , seorang ulama' dari Siwalanpanji Buduran - Sidoarjo 


Setelah beberapa tahun menikah,mempelai berdua ini pindah ke dusun Tertek - Pare- Kediri.
Pernikahan Beliau yang menurunkan Putra-putri yang kelak akan menjadi penerus perjuangan Beliau dan penerus keberlangsungan dan pengembangan Pondok Pesantren , Beliau dikaruniahi Sebelas orang Anak yaitu :

  1.  H.Ahmad khuzaimah – Hj.Luluk tunjiyah (Semanding-Tertek)
  2. Siti hajar – H.Jalaluddin assuyuti (Kasim-Selopuro-Blitar)
  3. Sholihah – Masykuri (Tertek-Pare)
  4. Ahmad nizar – Nurul hidayah (Tulungrejo-Pare)
  5. Robi’atul adawiyah – Misbahul Munir (Tertek-Pare-Kediri)
  6. Kholisoh *#)
  7. Mohammad nuh (Tertek)
  8. Agim Hamzah – Mustaghfiroh (Tertek-Pare-Kediri)
  9. Mudhi’ah – Bisri musthofa (Tertek-Pare-Kediri)
  10. Hj.Baidlo’ ulinnadlirin – HM.Fadlillah masyhudi(Tanjungtani-Prambon-Nganjuk)
  11. Thoifur ,meninggal saat masih bayi.
KH Djuwaini Nuh wafat pada 26 Jumadil ula 1395 H / 06 Juni 1975 Masehi pada usia 60 tahun ( 1915 – 1975 M ) dan dimakamkan di Pesarean Keluarga Komplek Pondok Pesantren  Al Hidayah  Tertek - Desa Tertek , Kec. Pare - Kabupaten Kediri
Gambar 1 Gambar 2












SEJARAH  PENDIRIAN DAN PENGEMBANGAN PP AL-HIDAYAH

1. Pendirian dan Pengasuhan Generasi Pertama

Pernikahan KH. Djuwaini dan Nyai Hj. A'isyah  pada tahun 1948 M dan Setelah beberapa tahun menikah,mempelai berdua ini pindah ke dusun Tertek - Pare- Kediri. Kemudian mendirikan sebuah Pondok Pesantren yg diberi nama “Al Hidayah”. yang berada di Jalan Raya Pare-Kandangan tepatnya di Jl. Mayor Bismo NO:72 RT01 RW04 Tertek Pare Kediri JawaTimur Indonesia(64215). G-Map 6697+57 Tertek, Kabupaten Kediri, Jawa Timur

 Diawal Pendirian dan  Semasa kepemimpinan KH Djuwaini Nuh ,Pesantren ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Ini bisa di lihat dari ghotakan(kamar) yang sekitar 30 terdiri dari tiga lokal, dan ini penuh semua, bahkan tidak mencukupi. Sehingga mereka(para santri )ini harus tidur di musholla.

KH. Djuwaini senang sekali dan sering membaca kitab-kitab hadist ,terutama kitab Buchori Muslim. Sehingga sebagian orang memberi julukan “Ahli Hadist "  pada Beliau.
Salah satu kelebihan Beliau ,bila sudah mulai membaca sebuah kitab Beliau akan betah berlama-lama  sampai berjam-jam lamanya.  Sehingga pada saat Bulan tertentu biasanya  pondok pesantren Al Hidayah mengadakan  Khataman dengan menghatamkan beberpaa kitab dalam sebulan dengan durasi waktu berjam-jam dengan istirahat hanya waktu sholat dan Makan , Sehingga Pondok Pesantren Al-Hidayah tersebut  tersohor sebagai “Pondok kilatan”.
Beliau yang 'Alim di Hadist  juga seorang “Khafidzul Qur’an” ,atau penghafal Al-Qur’an. dikisahkan bahwa Beliau karena sesuatu hal menjadikan Hafalan Qur’an Beliau , hilang pada suatu waktu, sehingga  harus menghafal lagi .Sehingga tercatat dua kali Beliau menghafal Al Qur’anul Kariim Kehidupan Beliau yang 'Alim namun penuh dengan kesehajaan dan kesederhanaan , selama hidupnya Beliau juga menjalani Riyadhoh,seperti makan beliau yang hanya makan satu lepek (alas cangkir kecil) sampai akhir hayat beliau.


Pada Masa pendirian dan pengasuhan Pertama ini  , banyak dari alumni ini yg menjadi Guru,Ustadz,bahkan kiyai besar.Beberapa nama yang pernah “ Nyantri / Tabarruk / mampir” di Pondok Pesantren Al Hidayah antara Lain :
  • KH.’Ali Shodiq Umman (PP.Hidatul Mubtadi’in,Ngunut Tulungagung),
  • KH.Anwar (PP.al-anwar Bangil Pasuruan)
  • KH.Khussairy  (Mojosari Mojokerto),
  • Syeh KH.Ahmad Bajuri (Yayasan Pendidikan Islam Ma'dinul ’ulum ,Campurdarat,  Tulungagung  Jawa Timur), 
  • KH.Abdul Ghofur pengasuh PPSD ” Pondok Pesantren Sunan Drajat ”
  • KH.Asrori  Al Ishaqy alfithroh
dan banyak lagi yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.


Wallohu A'lam Bissowab

والله أعلمُ بالـصـواب 
“Dan Allah Mahatahu yang benar atau yang sebenarnya”. 


Sumber : https://alhidayahtertek.wordpress.com/2010/02/27/sejarah-ponpes-alhidayah/

Script

0 comments:

Posting Komentar

Terima Kasih Atas Komentar yang sekaligus sebagai Informasi dan Diskusi Kita , Bila Belum ada Jawaban Akan secepatnya ditindaklanjuti